https://jgrs.eng.unila.ac.id/index.php/geo/issue/feed Jurnal Geosains dan Remote Sensing 2024-01-21T13:51:19+07:00 I Gede Boy Darmawan igedeboy@eng.unila.ac.id Open Journal Systems <p><strong>Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS)</strong> is a one-year periodical scientific journal in geosciences, including remote sensing, published by the Department of Geophysics Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung. The published articles were subjected to a blind review and editorial process following scientific publication standards. The article's topic is prioritized from original research and the study of new knowledge from the field of geosciences, such as natural resource exploration, mapping, monitoring, and disaster mitigation, including the use of remote sensing.</p> https://jgrs.eng.unila.ac.id/index.php/geo/article/view/138 Klasifikasi Penginderaan Jauh Berbasis Time Series Menggunakan Multi-Layer Perceptron (MLP) Untuk Pemetaan Jenis Tanaman (Studi Kasus: Desa Girimulyo, Lampung Timur) 2024-01-21T13:46:25+07:00 Arif Rohman Adam Irwansyah Fauzi adam.fauzi@gt.itera.ac.id Nindya Swastika Rian Nurtyawan <p>Penerapan metode klasifikasi <em>time series</em> penginderaan jauh dengan <em>deep learning</em> merupakan metode inovatif yang mampu mengekstrak informasi penting dari banyaknya data observasi bumi yang beragam dengan cepat dan akurat. Penelitian ini menyajikan metode klasifikasi berbasis <em>time series</em> menggunakan <em>Multi-Layer Perceptron</em> (MLP) untuk pemetaan jenis tanaman sebagai upaya untuk mendukung ketahanan pangan dengan menyediakan produk tutupan lahan berupa peta jenis tanaman. Penelitian ini menggunakan data citra Sentinel-2A dan 150 sampel berupa koordinat titik dari lima kelas yang disimpan dalam bentuk data <em>cube</em> teregulerisasi sebagai dasar informasi untuk pembentukan model klasifikasi menggunakan MLP. Berdasarkan hasil penelitian, jenis tanaman pada Desa Girimulyo diklasifikasikan ke dalam lima kelas klasifikasi yakni kelas jagung dengan luas 22,2 km<sup>2</sup>, kelas tanaman lain dengan luas 9,9 km<sup>2</sup>, kelas pisang dengan luas 6,3 km<sup>2</sup>, kelas kelapa dengan luas 3,7 km<sup>2</sup>, dan kelas non-tanaman dengan luas 2,8 km<sup>2</sup>. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode klasifikasi yang digunakan efektif untuk memetakan jenis tanaman di wilayah studi dibuktikan dengan nilai <em>overall accuracy</em> dari citra terklasifikasi yang mencapai 83%. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih banyak pada wilayah studi dengan jenis tanaman yang lebih beragam.</p> 2023-11-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Arif Rohman, Adam Irwansyah Fauzi, Nindya Swastika, Rian Nurtyawan https://jgrs.eng.unila.ac.id/index.php/geo/article/view/112 Dinamika Vegetasi dan Suhu Permukaan Lahan Berbasis Remote Sensing di Waduk Jatigede Provinsi Jawa Barat: Studi Pendahuluan 2024-01-21T13:51:19+07:00 Asti Nur Annissa Aos astiannissa94@gmail.com Noviani Putri Noviani16001@mail.unpad.ac.id <p>Perubahan tutupan lahan secara spasiotemporal di sekitar area waduk Jatigede dapat mempengaruhi kondisi hidrologi<strong>.</strong> Dinamika kerapatan vegetasi dan suhu permukaan lahan sebagai parameter perubahan ekologi dapat dideteksi melalui penggunaan <em>remote sensing</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak pembangunan waduk terhadap perubahan tutupan lahan, kerapatan vegetasi dan suhu permukaan secara temporal. Area penelitian berada di sekitar waduk Jatigede yang meliputi Kecamatan Cibugel, Cisitu, Darmaraja, Jatinunggal, Jatigede, dan Wado. <em>Normalized Difference Vegetation Index</em> (NDVI) dan <em>Land Surface Temperature </em>(LST) sebagai penduga kerapatan vegetasi dan suhu permukaan lahan pada berbagai tutupan lahan dianalisis menggunakan Citra Landsat 8 OLI/TIRS. Pembangunan Waduk Jatigede memberikan dampak pengurangan luas tutupan lahan di antaranya permukiman (56,17%), hutan (37,99%), dan tanah terbuka (96,45%). Perubahan tutupan lahan berdampak pada dinamika keberadaan vegetasi yang dinilai melalui tingkat kerapatan dan kehijauan vegetasi. Keberadaan Waduk Jatigede telah menurunkan rentang nilai LST. Selain itu penurunan nilai LST sejalan dengan peningkatan elevasi dan kerapatan vegetasi. Penilaian NDVI dan LST sebagai upaya pemantauan dampak pembangunan waduk dapat dijadikan studi pendahuluan untuk pedoman perencanaan dan pengelolaan lahan ke depannya.</p> 2023-11-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Asti Nur Annissa Aos, Noviani Putri https://jgrs.eng.unila.ac.id/index.php/geo/article/view/146 Analisis Multikriteria Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) terhadap Bahaya dan Resiko Banjir di Kecamatan Sirimau Kota Ambon 2024-01-21T13:46:13+07:00 Mohammad Lasaiba lasaiba.dr@gmail.com <p>Banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia dan memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat dan lingkungan. Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mendalam terhadap bahaya dan risiko banjir yang terjadi di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Metode yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah <em>Analytical Hierarchy Process</em> (AHP) yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Dalam analisis ini, pertimbangan multikriteria digunakan untuk mempertimbangkan berbagai faktor, seperti penggunaan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, pola curah hujan, jarak dari sungai, dan elevasi lahan. Data yang digunakan diperoleh dari pengamatan lapangan, citra satelit Landsat, catatan curah hujan, serta data elevasi lahan, yang semuanya diintegrasikan dalam proses analisis. Analisis terhadap bahaya banjir secara khusus difokuskan pada identifikasi potensi terjadinya banjir berdasarkan faktor-faktor fisik. Sementara itu, analisis terhadap risiko melibatkan penilaian terhadap dampak potensial yang mungkin ditimbulkan oleh banjir pada berbagai aspek. Prosedur agregasi peta untuk analisis risiko dan bahaya banjir menggunakan pendekatan <em>Weighted Linear Combination</em> (WLC). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat dua kategori tingkat bahaya banjir, yakni kategori sangat tinggi dan tinggi sebesar 12,26%, sementara kategori sangat rendah dan rendah mencapai 87,84%. Dalam hal evaluasi risiko banjir, kategori risiko yang termasuk sangat tinggi dan tinggi mencakup sekitar 17,28%, sedangkan kategori risiko yang termasuk sangat rendah dan rendah mencapai angka 82,77%. Studi ini memberikan masukan bagi pemerintah daerah, dalam merumuskan kebijakan terkait dengan mitigasi dan pengelolaan banjir. Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini memiliki potensi untuk diadopsi dalam analisis risiko bencana lainnya, dengan tujuan pengambilan keputusan yang lebih terinformasi dan rasional.</p> 2023-11-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Mohammad Lasaiba https://jgrs.eng.unila.ac.id/index.php/geo/article/view/190 Kajian Petrologi Dalam Konservasi Warisan Geologi di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) Kabupaten Sarolangun, Jambi 2024-01-21T13:44:34+07:00 Hari Wiki Utama h.wikiutama@unja.ac.id Bagus Adhitya Rakhmatul Arafat Yusmansyah Siregar Ignatia Tri Astuti M. Fauzi Mega Aulia <p>Hadirnya Sekis Formasi Terantam yang berumur Karbon di Perbukitan Duabelas dalam Kawasan TNBD, Kabupaten Sarolangun, merupakan fenomena yang langka ditemukan di Pulau Sumatra. Keberadaannya membentuk morfologi punggungan dari perbukitan terisolir terhadap Pegunungan Barisan dengan orientasi tenggara-baratlaut. Dengan fakta geologi tersebut, kehadiran Intrusi Granit di antara perbukitan merupakan hal yang menarik untuk dilakukan penelitian. Sehingga untuk memahami informasinya, maka diperlukan kajian petrologi agar dapat mengetahui detail-detail geologi, sehingga keunikan geologi tersebut dapat terkonservasi. Dalam penelitian ini diawali dengan studi penginderaan jauh melalui pengolahan data model elevasi digital dan analisis geologi untuk menginterpretasi kelurusan tektonik dari orientasi Lembah dan interpretasi struktur sesar, serta batas-batas satuan batuan yang dikontrol oleh bentuk geomorfik. Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui ciri petrologi dari singkapan batuan yang ada, meliputi tekstur, komposisi mineral, dan struktur batuan. Selain itu, pilar penting lainnya adalah pengamatan geomorfologi, pengukuran struktur geologi, dan stratigrafi. Secara petrologi Kawasan TNBD disusun oleh sekis, metabatulempung dan metabatulanau yang terkersikkan, serta sisipan kuarsit pada unit stratigrafi Sekis Formasi Terantam berumur Karbon. Kompleks batuan ini diterobos oleh Intrusi Granit berumur Jura &nbsp;yang berkarakteristik Granit Tipe-S peraluminius. Hal ini dicirikan oleh kehadiran mineral biotit dan muskovit. Kedua ciri petrologi unit batuan ini membentuk bentang alam geomorfik punggungan dengan perbukitan yang dikelilingi oleh batuan-batuan berumur Paleogen-Neogen seperti Satuan Batupasir Airbenakat dan Satuan Batulempung Tufan Kasai. Melalui kajian petrologi dengan mempertimbangkan geomorfologi, struktur geologi, dan stratigrafi, maka dapat memberikan informasi dari keanekaragaman geologi di TNBD. Keanekaragaman ini bisa dimanfaatkan sebagai Laboratorium Alam Kebumian sebagai salah satu bentuk upaya konservasi warisan geologi.</p> 2023-11-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Hari Wiki Utama, Bagus Adhitya, Rakhmatul Arafat, Yusmansyah Siregar, Ignatia Tri Astuti, M. Fauzi, Mega Aulia https://jgrs.eng.unila.ac.id/index.php/geo/article/view/133 Identifikasi Perubahan Indeks Vegetasi dan Kaitannya Dengan Mineral Alterasi Menggunakan Citra Sentinel-2A Multi Temporal 2024-01-21T13:46:33+07:00 Haeruddin haeruddin@unej.ac.id Siti Aminah sitia33598@gmail.com Fanteri Aji Dharma Suparno fanteri.teknik@unej.ac.id Januar Fery Irawan januar.teknik@unej.ac.id <p>Indeks vegetasi merupakan parameter yang diperoleh dari citra satelit untuk menggambarkan aspek kerapatan vegetasi di suatu daerah. Kawasan Jember bagian selatan berada di daerah dengan kerapatan vegetasi lebat dan masuk dalam formasi vulkanik yang menjadi indikasi keterdapatan mineral alterasi.<strong>&nbsp; </strong>Alterasi mineral terbentuk dari proses ubahan pada mineral akibat adanya proses kompleks yang meliputi perubahan secara mineralogi, kimia, dan tekstur pada batuan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi keterkaitan perubahan indeks vegetasi dengan keberadaan mineral alterasi. Untuk menghindari kesalahan pengamatan karena kawasan bervegetasi lebat, maka citra Sentinel-2A yang digunakan lebih dari satu waktu (<em>multitemporal</em>). Proses pengolahan data meliputi koreksi geometrik dan atmosferik, perhitungan NDVI (<em>Normalized Difference Vegetation Index</em>), dan observasi lapangan. Rata-rata nilai indeks vegetasi pada April 2021, Juni 2022, dan Juli 2022&nbsp; masing-masing sebesar 0,5749, 0,6722, dan 0,6316. Persentase tutupan lahan dari tiga <em>series</em> data didominasi oleh kerapatan vegetasi tinggi sampai sangat tinggi dengan nilai di atas 70%. Jenis penggunaan lahan pada kerapatan vegetasi yang tinggi yaitu hutan, perkebunan, sebagian taman nasional, dan lahan pertanian. Mineral yang teridentifikasi antara lain kuarsa, kaolin, piroksen, plagioklas, dan lain-lain. Mineral alterasi argilik ditemukan di kawasan dengan kerapatan vegetasi yang sangat tinggi.</p> 2023-11-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Haeruddin, Siti Aminah, Fanteri Aji Dharma Suparno, Januar Fery Irawan https://jgrs.eng.unila.ac.id/index.php/geo/article/view/185 Karakteristik Tremor Gunung Sinabung Berdasarkan Analisis Spektrum Frekuensi, Waveform Cross-Correlation dan Polarisasi Seismik 2024-01-21T13:45:53+07:00 Qori Fajar Hermawan qorifajarhermawan@gmail.com Sukir Maryanto Hendra Gunawan <p>Tremor di Gunung Sinabung pertama kali terekam pada Oktober-November 2013. Tremor dapat mengindikasikan aktivitas vulkanik pada gunung api tersebut, seperti osilasi aliran fluida, pergerakan fluida, sistem hidrotermal, dan resonansi aktivitas dapur magma, sehingga informasi karakteristik tremor yang muncul di Gunung Sinabung sangat dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan karakteristik tremor Gunung Sinabung pada periode Oktober-November 2013 berdasarkan analisis spektrum frekuensi, <em>waveform cross-correlation</em> dan polarisasi seismik. Berdasarkan metode tersebut diharapkan dapat memberikan informasi frekuensi dominan, kesamaan bentuk antardata tremor dan lokasi sumber sinyal tremor. Data tremor Gunung Sinabung periode Oktober-November 2013 telah terpilih 260 data. Analisis spektrum frekuensi menunjukkan bahwa tremor Gunung Sinabung memiliki nilai frekuensi dominan yakni 1-3 Hz. Berdasarkan bentuk spektrum frekuensinya, tremor Gunung Sinabung dibedakan menjadi dua jenis yaitu tremor harmonik dan non harmonik. Nilai koefisien korelasi 0,5-0,9 ditunjukkan dari hasil analisis <em>waveform cross-correlation</em> yang berarti terdapat kesamaan bentuk sinyal tremor. Berdasarkan variasi nilai koefisien korelasi dan waktu letusan Gunung Sinabung, maka terdapat tujuh zona waktu dengan letusan 8 November 2013 yang memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi. Berdasarkan analisis polarisasi seismik diperkirakan sumber tremor berada di selatan kawah dengan arah 90°-120° dari Stasiun Mardinding. Tremor Gunung Sinabung diperkirakan bersumber di -0,5-2,4 km di atas permukaan air laut.</p> 2023-11-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Qori Fajar Hermawan, Sukir Maryanto, Hendra Gunawan https://jgrs.eng.unila.ac.id/index.php/geo/article/view/244 Cover and Editorial 2023-11-30T12:16:29+07:00 Admin JGRS jgrs@eng.unila.ac.id 2023-11-30T12:16:29+07:00 Copyright (c)